Wisata Bahari Lamongan, Biaya Masuk, Jam Operasional, dan Aktivitas

Wisata Bahari Lamongan, Biaya Masuk, Jam Operasional, dan Aktivitas


Terletak di Lamongan, Jawa Timur, Wisata Bahari Lamongan (WBL) adalah destinasi favorit yang menawarkan kecantikan alam pantai dan aneka ragam atraksi menarik. Meliputi area seluas 17 hektar, tempat ini berlokasi di Pantai Tanjung Kodok yang berada di pesisir utara Pulau Jawa. Untuk lebih spesifik, Anda bisa menemukannya di Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan.


Sejak didirikan pada 14 November 2004, WBL telah menjadi evolusi dari Pantai Tanjung Kodok, dan selalu menjadi pilihan yang tak boleh dilewatkan ketika berkunjung ke Lamongan.


Berencana untuk berkunjung? Berikut adalah rincian biaya masuk, jam operasional, serta berbagai aktivitas yang bisa Anda lakukan di Wisata Bahari Lamongan.


Biaya Masuk Wisata Bahari Lamongan

Mulai 1 Oktober 2023, Wisata Bahari Lamongan menawarkan tiga jenis tiket dengan variasi fasilitas yang berbeda. Berikut rinciannya sesuai dengan data yang dihimpun dari laman resmi mereka:


1. Tiket Standar WBL

Biaya tiket standar WBL ditetapkan seharga Rp 50.000 pada hari kerja (Senin-Kamis) dan Rp 60.000 pada akhir pekan (Sabtu-Minggu) serta hari libur. Dengan tiket ini, Anda bisa mengakses 22 atraksi dan fasilitas yang tersedia. Namun, untuk beberapa wahana tertentu, Anda perlu membayar tambahan.


2. Tiket Komplit WBL

Dengan biaya sebesar Rp 85.000 pada hari kerja dan Rp 110.000 saat akhir pekan serta hari libur, tiket ini memberikan Anda akses ke 52 wahana di area WBL. Meskipun demikian, ada beberapa wahana yang tidak termasuk dalam paket ini.


3. Tiket Gabungan WBL, Maharani Zoo, dan Goa Maharani

Harga tiket gabungan ini adalah Rp 115.000 di hari kerja dan Rp 145.000 pada akhir pekan serta hari libur. Dengan membeli tiket ini, Anda dapat mengeksplor tiga destinasi wisata: WBL, Maharani Zoo, dan Goa Maharani, yang menawarkan total 51 wahana dan fasilitas. Maharani Zoo dan Goa Maharani adalah kompleks kebun binatang seluas 3,5 hektar serta goa dengan bentuk istana yang unik. Kedua tempat tersebut berjarak hanya 300 meter dari WBL, yang memungkinkan Anda berjalan kaki selama 7 menit.


Penting untuk diingat, beberapa atraksi tertentu mungkin memerlukan pembelian tiket tambahan.


Ringkasan Wahana di Wisata Bahari Lamongan

Wahana di Wisata Bahari Lamongan dapat dikategorikan berdasarkan jenis paket tiket, yaitu paket Entrance, paket WBL, dan wahana tambahan yang berbayar. Berikut adalah daftar wahana yang termasuk dalam paket tiket Entrance


Atraksi dalam paket tiket Entrance:

1.      Rumah Kucing


2.      Zona Main Anak


3.      Museum Kapal & Kerang


4.      Seni 3D Trick


5.      Tempat Bajak Laut


6.      Gua Serangga


7.      Dunia Cermin


8.      Zona Air & Mainan


9.      Playground Pantai


10.  Taman Air Waterboom


11.  Area Berenang


12.  Gazebo Tepi Pantai


13.  Aktivitas Kano


14.  Dermaga Pancing


15.  Taman Burung


16.  Anjungan Kesembilan Wali


17.  Fasilitas Pendukung, termasuk area sholat, kamar mandi, akses wifi, locker, ruang menyusui, serta klinik kecil (tanpa obat-obatan).


Daftar Atraksi Paket WBL dan Harganya:

1.      Sepeda Listrik (E-Bike): Rp 100.000 untuk 3 jam


2.      Zona Cekatan: Rp 2.000 per kupon


3.      Alat Penggali Mini (Mini Excavator): Rp 5.000 untuk 4 koin


4.      Taman Mainan Anak (Kiddie Ride): Rp 5.000 untuk 4 koin


5.      Dunia Virtual (VR World): Rp 20.000


6.      Sasaran Tembak (Shoot Target): Rp 20.000


7.      Balap Kart (Gokart): Rp 30.000 - Rp 50.000


8.      Kendaraan Lintas Medan (ATV): Rp 20.000 untuk 2 lap


9.      Loker Waterboom: Rp 10.000


10.  Pelampung (Ban Renang): Rp 10.000 - Rp 15.000


11.  Pelayaran Virtual (VR Ride): Rp 25.000


12.  Menunggang Unta: Rp 25.000 per putaran


13.  Sepeda Air (Water Bike): Rp 15.000 - Rp 20.000


14.  Kapal Langit (Sky Boat): Rp 20.000 per individu


15.  Kapal Panjang (Long Boat): Rp 25.000 per individu (minimal 5 orang)


16.  Kapal Pisang (Banana Boat): Rp 50.000 per individu (minimal 3 orang)


17.  Kapal Donut Raja (King Donut Boat): Rp 50.000 per individu (minimal 4 orang)


18.  Perjalanan dengan Perahu Tradisional: Rp 20.000 per individu (minimal 4 orang)


19.  Zona Memanah: Rp 5.000 per individu


20.  Pasar Tradisional (Passer): Rp 5.000 per individu


21.  Potret Gaya Koboi: Rp 5.000 per individu


22.  Perjalanan dengan Andong: Rp 10.000 per individu


23.  Sudut Foto Bahari: Rp 15.000 - Rp 20.000 per individu


24.  Museum Seni Islam: Rp 15.000 - Rp 20.000 per individu.

Maharani Zoo Lamongan, Informasi Tiket, Jam Operasional, dan Aktivitas Menarik

Maharani Zoo Lamongan, Informasi Tiket, Jam Operasional, dan Aktivitas Menarik


Maharani Zoo bersanding dengan Goa Maharani sebagai tujuan wisata terkenal di Lamongan, Jawa Timur. Keistimewaan dari tempat ini terletak pada kombinasi antara kebun binatang dan goa dalam satu area, memberikannya nama khas Maharani Zoo dan Goa.


Tak hanya sekedar hiburan, Maharani Zoo dan Goa juga memberikan edukasi bagi pengunjungnya, menjadikannya destinasi ideal untuk dikunjungi bersama keluarga, terutama bagi anak-anak.


Berlokasi di Paciran, Lamongan, Jawa Timur, mari kita telusuri lebih lanjut tentang apa saja yang ditawarkan oleh Maharani Zoo dan Goa termasuk informasi tiket, waktu kunjungan, dan fitur-fitur menariknya.


Aktivitas Menarik Maharani Zoo dan Goa

Dengan luas sekitar 3,5 hektar, kebun binatang ini menampung berbagai macam satwa, termasuk beberapa yang langka seperti orang utan, wallaby, jerapah, beruang madu, serta harimau dan singa berwarna putih. Menurut sumber dari website resminya, ada sekitar 400 spesies berbeda di sini.


Tak hanya sebagai kebun binatang, Maharani Zoo juga memiliki museum dan galeri satwa. Di sini, pengunjung dapat melihat fosil dari beberapa spesies yang nyaris punah, seperti ikan paus dan beruang putih. Terdapat pula hewan dengan kondisi albino, seperti ular, tikus, dan kanguru. Untuk pelengkap, ada taman burung dengan koleksi dari berbagai belahan dunia.


Selain melihat, pengunjung juga bisa berinteraksi dengan beberapa hewan, seperti memberi makan dan berfoto. Ada juga pertunjukkan hewan seperti pertunjukkan gajah dan burung yang pasti menghibur.


Goa Maharani, yang berada dalam kawasan yang sama, adalah gua dengan formasi stalaktit dan stalakmit yang menakjubkan. Gua ini memiliki bentuk mirip istana dan seringkali dibandingkan dengan Gua Mammoth di Kentucky, AS serta Gua Carlsbad di New Mexico, AS. Dalam menjelajahi Goa Maharani, pengunjung akan menempuh rute sepanjang 350 meter. Yang menarik, formasi stalaktit dan stalakmit di sini masih tumbuh sekitar satu centimeter setiap tahunnya.


Selain kedua atraksi utama tadi, area Maharani Zoo dan Goa juga menawarkan berbagai wahana lain seperti Istana Bawah Laut, Gua Insectarium, Space Shuttle, Anjungan Wali Songo, Texas City, Paus Dangdut, Tembak Ikan, Rumah Kaca, dan Istana Bajak Laut.


Tarif Tiket Masuk Maharani Zoo dan Goa

Untuk kunjungan pada hari Senin hingga Kamis, tiket masuk ke Maharani Zoo dan Goa ditawarkan dengan harga Rp 40.000. Sementara untuk hari Jumat hingga Minggu, serta saat libur nasional, tiket masuk dikenakan harga Rp 50.000.


Bagi Anda yang ingin mengunjungi Maharani Zoo dan Goa bersama dengan Wisata Bahari Lamongan (WBL) dalam satu kunjungan, tersedia paket tiket kombinasi. Pada hari kerja, paket ini dikenakan tarif Rp 115.000, sedangkan untuk akhir pekan harga tiketnya adalah Rp 145.000.


Paket kombinasi ini memberikan akses kepada pengunjung untuk menikmati sejumlah 51 wahana yang tersedia di kedua tempat wisata tersebut, kecuali untuk wahana yang memiliki tarif khusus.


Beberapa fasilitas dan wahana yang dapat dinikmati tanpa biaya tambahan di Maharani Zoo dan Goa di antaranya adalah Goa Maharani, Exotic Abino, Galeri Satwa, Fish Teraphy, Gem Stone Gallery, Pyramid Kids Pool, Carousel, area bermain anak, Birdshow, sesi edukasi bersama gajah, kesempatan foto bersama satwa, serta berbagai fasilitas umum lainnya.


Namun, terdapat juga beberapa wahana dan aktivitas dengan biaya tambahan, antara lain:


·         Memberi makan satwa dengan harga tiket mulai dari Rp 10.000 hingga Rp 15.000.


·         Safari Car dengan tarif Rp 15.000.


·         Pengalaman Camera 360 derajat di Goa Maharani dengan biaya Rp 10.000.


·         Story 360 derajat seharga Rp 15.000.


·         Aktivitas outbound untuk anak-anak dengan tarif Rp 5.000.


·         Outbound khusus dewasa dengan biaya Rp 15.000.


·         Berkendara dengan sepeda udara seharga Rp 10.000.


·         Paket kombinasi outbound dewasa dan sepeda udara dengan tarif Rp 20.000.


Waktu Operasional Maharani Zoo dan Goa

Destinasi wisata ini buka setiap hari dari pukul 08.30 WIB hingga 16.30 WIB.

Desa Potato Head Bali, Taman Rekereasi Air & Sarana Edukasi Favorit

Desa Potato Head Bali, Taman Rekereasi Air & Sarana Edukasi Favorit


Bagi para wisatawan yang berkunjung ke Bali dan ingin menginap di satu lokasi tanpa banyak berpindah, Desa Potato Head bisa menjadi pilihan ideal. Lokasi ini menawarkan aneka atraksi wisata dan hiburan dalam satu kawasan.


Dikenal dengan nama Desa Potato Head, tempat ini menghadirkan berbagai fasilitas dan hiburan. Awalnya, Desa Potato Head berada di Jakarta, namun kemudian relokasi dan membuka beach club di Bali. Tak lama, area ini diperluas dengan pembangunan hotel bernama Kata Mama Suites. Kini, kawasan ini memiliki dua hotel dengan berbagai jenis kamar, beach club, sunset park, perpustakaan, gym, spa, dan berbagai aktivitas lainnya seperti "follow the waste tour".


Yang menarik, Desa Potato Head sangat berkomitmen pada konsep keberlanjutan. Mulai dari bahan makanan yang diproduksi secara mandiri hingga pengolahan sampah yang dihasilkan. Bahkan, limbah yang ada diolah kembali menjadi barang-barang yang dapat digunakan.


Tarif menginap di sini bervariasi, dengan rentang harga antara Rp 4.000.000 hingga Rp 15.000.000. Sejalan dengan prinsip keberlanjutan, kamar di sini dirancang dengan konsep "zero waste". Ini berarti penggunaan plastik sangat diminimalkan dan banyak peralatan kamar, seperti botol sabun dan kursi, dibuat dari plastik daur ulang yang dirancang ulang menjadi produk ramah lingkungan.


Tak hanya pada bagian hotel, prinsip keberlanjutan juga diterapkan pada semua fasilitas lain di Desa Potato Head. Misalnya, di beach club, botol bir yang telah digunakan oleh pengunjung didaur ulang menjadi gelas.


Bagi yang ingin berkunjung ke beach club, Anda dapat masuk tanpa biaya masuk, namun ada biaya minimum jika ingin menggunakan daybed. Jika Anda ingin menikmati sunset tanpa mengeluarkan biaya tambahan, sunset park adalah tempat yang tepat. Di sana, Anda dapat duduk santai sambil menikmati keindahan matahari terbenam.


Desa Potato Head sering menjadi tuan rumah bagi berbagai event, baik yang gratis maupun berbayar. Kualitas event tersebut sangat tinggi, dengan penampilan dari guest star dan kolaborasi spektakuler. Salah satu kolaborasi menarik yang baru saja terjadi adalah dengan Boiler Room, platform penyiaran musik online dan promotor klub terkemuka dari London, yang terkenal dengan acara-acara musik dansa-nya. Ini adalah tahun kedua kolaborasi mereka.


Selain itu, Desa Potato Head juga menyelenggarakan Live Sunset Sundays, sebuah acara mingguan yang gratis untuk publik dengan penampilan band-band lokal.


"Kami menawarkan berbagai fasilitas yang menarik bagi segala usia, dari perpustakaan, tur, hingga beach club. Bagi pecinta musik, kami sering menghadirkan penampilan dari artis-artis terkenal," ujar Gresie Tokilov, manajer pemasaran Desa Potato Head.


Salah satu misi Desa Potato Head adalah mengenalkan konsep keberlanjutan kepada masyarakat. Salah satu caranya adalah dengan tur "follow the waste", yang memperlihatkan bagaimana mereka mengolah bahan makanan dari perkebunan mereka sendiri dan mendaur ulang sampah yang ada. Sebagian besar sampah di Potato Head didaur ulang, hanya sekitar 3% yang belum dapat diolah, seperti puntung rokok dan masker.


Dalam upaya mereka untuk mendaur ulang sampah, Desa Potato Head mendapat dukungan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berupa truk pengolahan sampah. Mereka juga mengajak hotel dan komunitas setempat untuk berpartisipasi dalam program daur ulang ini.


"Kami berencana memiliki fasilitas pengolahan sampah sendiri tahun depan, dan juga bekerja sama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan pengolahan sampah," tambah Gresie.


Sebagai bagian dari inisiatif mereka untuk mendorong gaya hidup sehat dan berkelanjutan, setiap Selasa dan Kamis, Desa Potato Head menggelar Sweet Potato Project, di mana mereka membagikan nasi bungkus berbasis tanaman ke panti asuhan di Bali. Inisiatif ini juga diterapkan pada makanan yang diberikan kepada seluruh karyawan Desa Potato Head.


"Ini adalah cara kami untuk mengedukasi bahwa makanan berbasis tanaman bisa menjadi alternatif yang lezat dan sehat," pungkas Gresie.

Danau Tempe, Menikmati Keindahan Alam yang Sarat Sejarah

Danau Tempe, Menikmati Keindahan Alam yang Sarat Sejarah


Terletak di Sulawesi Selatan, Danau Tempe merupakan salah satu danau terluas di daerah tersebut. Dikelilingi oleh Kabupaten Wajo, Sidenreng Rappang, dan Soppeng, secara geografis danau ini berada di Kecamatan Tempe di bagian barat Kabupaten Wajo, menjadikannya salah satu daya tarik utama bagi para pelancong di Wajo.


Dalam sejarah geologi, Danau Tempe dikenal sebagai salah satu danau tertua di Indonesia, mendapatkan julukan sebagai danau "purba" karena proses pembentukannya yang berlangsung selama jutaan tahun. Menurut Prof Adi Maulana, seorang ahli geologi dari Universitas Hasanuddin, sebelum menjadi danau seperti sekarang, kawasan ini sebenarnya adalah cekungan mirip sungai raksasa yang mengalir melintasi Sulawesi Selatan.


Lebih lanjut, Prof Adi menerangkan bahwa cekungan ini mulai bertransformasi sekitar 20.000 hingga 10.000 tahun lalu, di akhir periode es, ketika permukaan air laut naik dan mengubah cekungan tersebut menjadi sebuah kawasan perairan. "Perubahan ini terkait erat dengan pencairan es di akhir zaman es," ungkapnya.


Seiring berjalannya waktu, aktivitas tektonik mengangkat sebagian kawasan perairan itu, memisahkannya dari Samudera Pasifik dan menjadikannya sebuah danau terisolasi. "Proses geologi menyebabkan beberapa daerah di sekitarnya meninggi dan terputus dari Selat Makassar serta Teluk Bone. Akibatnya, air yang terperangkap di dalamnya membentuk Danau Tempe seperti yang kita kenal sekarang," tambah Prof Adi.


Sebuah jurnal dari Universitas Hasanuddin mencatat bahwa kenaikan daerah sekitar Danau Tempe terjadi pada era Alluvium atau Holosen Awal, yaitu sekitar 10.000-6.000 tahun Sebelum Masehi. Pada periode tersebut, adanya gerakan lempeng tektonik dan tabrakan antara Lempeng Australia dengan Lempeng Eurasia memicu perubahan topografi daerah sekitar danau.


Transformasi Geologis Danau Tempe

Dari berbagai proses geologis, Danau Tempe Purba mengalami perubahan signifikan menjadi tiga zona perairan: Danau Buaya, Danau Sidenreng, dan yang terakhir, Danau Tempe. Perubahan ini terjadi akibat aktivitas alam yang tak henti-hentinya mempengaruhi struktur dan bentuk Danau Tempe Purba.


Profil Geologi Danau Tempe

Danau Tempe dikenal sebagai salah satu danau terbesar di Sulawesi Selatan dengan luas mencapai 47.800 hektar. Menurut jurnal yang telah disebutkan sebelumnya, Danau Tempe dikategorikan sebagai danau tektonik di Indonesia. Secara geologis, danau ini berada di persimpangan antara lempengan Benua Australia dan Asia.


Dikelilingi oleh rangkaian gunung sebagai hasil tumbukan antara lempengan Australia dan Eurasia, Danau Tempe menjadi titik pertemuan bagi 13 sungai dari berbagai daerah di Sulawesi Selatan dan sekitarnya. Ini menjadikan debit air di danau sangat bergantung pada aliran sungai yang mengalir ke dalamnya, menjadikannya tipe danau yang cenderung banjiran.


Pada kondisi standar, luas Danau Tempe sekitar 15.000-20.000 hektar. Namun, saat musim kemarau dengan kedalaman air hanya sekitar 1 meter, luasnya menyusut menjadi hanya sekitar 1.000 hektar. Sementara pada saat banjir besar, luas danau bisa melebar hingga 48.000 hektar.


Pendangkalan menjadi masalah serius bagi Danau Tempe saat ini. Banyak bagian dari danau yang sebelumnya berfungsi penuh kini telah berubah menjadi daratan. Berdasarkan analisis citra satelit Landsat multitemporal dari tahun 1981, 1989, 2000, dan 2015 yang diambil pada musim hujan, serta survei lapangan tahun 2025, diketahui luas permukaan Danau Tempe menurun selama dua dekade terakhir.


Secara spesifik, selama periode tersebut, perubahan permukaan danau mencapai lebih dari 15 hektar. Tanpa upaya konservasi yang serius, dikhawatirkan permukaan Danau Tempe akan terus menyusut. Berdasarkan studi tertentu, laju penurunan mencapai 1,48 kilometer persegi setiap tahunnya. Dengan laju ini, diperkirakan pada musim kemarau tahun 2093, Danau Tempe mungkin saja lenyap sepenuhnya.

Awal Mula dan Sejarah Kerajaan Makassar

Awal Mula dan Sejarah Kerajaan Makassar


Asal mula dari Kerajaan Makassar berasal dari penyatuan dua kerajaan terkenal di Sulawesi, yaitu Gowa dan Tallo. Kesultanan Makassar, yang juga dikenal sebagai Kerajaan Gowa-Tallo, adalah hasil dari gabungan keduanya. Menurut catatan dari Repositori UIN Alauddin Makassar, kerajaan ini berdiri pada abad ke-16.


Selama era tersebut, banyak kerajaan di Sulawesi Selatan, termasuk Gowa dan Tallo, yang berusaha memperluas atau mempertahankan kekuasaan politik mereka. Namun, beberapa dari kerajaan yang lebih lemah harus tunduk pada kerajaan yang lebih dominan.


Saat pemerintahan Daeng Matanre Karaeng Mangngutungi Tumapa'risi Kallonna, raja Gowa ke-9 (memerintah 1460-1510), berhasil menguasai Kerajaan Tallo pada 1490. Pada waktu itu, Tallo dipimpin oleh Samaranluka Tuni Labu ri Suriwa, raja kedua dari Tallo.


Selepas penaklukan, perjanjian persaudaraan dibuat antara kedua kerajaan, menciptakan hubungan simbiosis antara mereka. Sebuah pepatah pun muncul dari persatuan ini, "sereji ata, naruang karaeng," yang berarti "satu bangsa, dua pemimpin." Maka, dari situlah muncul Kerajaan Makassar.


Struktur pemerintahan pun unik dengan Raja Gowa memegang posisi sebagai pemimpin utama, sementara Raja Tallo berperan sebagai wakil raja. Seiring waktu, kerajaan bersaudara ini tumbuh menjadi salah satu kekuatan terbesar di timur Indonesia.


Masa Keemasan Kerajaan Makassar

Integrasi antara Gowa dan Tallo menggeser pusat pemerintahan ke Somba Opu, yang strategis terletak di jalur perdagangan antara Malaka dan Maluku. Kerajaan Makassar dengan cepat menjadi pusat perdagangan yang penting, menarik banyak pedagang untuk berlabuh di Pelabuhan Somba Opu.


Menurut jurnal Attoriolog, keemasan Kerajaan Makassar terjadi pada abad 17, di mana mereka mencapai kemakmuran dan pengaruh yang luar biasa dalam bidang politik, ekonomi, dan kebudayaan.


Salah satu kebijakan progresif yang diterapkan oleh Kerajaan Makassar adalah sistem perdagangan yang terbuka. Ini berarti Pelabuhan Makassar terbuka untuk semua bangsa, mempromosikan perdagangan dan pelayaran internasional.


Riwayat Politik dan Peninggalan Kerajaan Makassar

Selama masa pemerintahan Tonipallangga antara tahun 1546-1565, bersama mangkubuminya, Nappakata'tana Daeng Padulung, Kerajaan Makassar memulai ambisi ekspansinya, berupaya menguasai kerajaan tetangga. Strategi ekspansi yang diterapkan menunjukkan hasil yang positif. Pada periode yang sama, Islam diterima dan dijadikan sebagai agama resmi kerajaan. Aliansi dibentuk oleh Kerajaan Makassar untuk mendominasi wilayah, dan berhasil mengontrol bagian besar Sulawesi Selatan dan Barat.


Namun, kesuksesan ini memicu kecemburuan dan permusuhan dari kerajaan lainnya di Sulawesi, termasuk Wajo dan Bone. Sebagai respons, mereka berkolaborasi melawan Makassar, dengan dukungan dari VOC.


Warisan Kerajaan Makassar

Berikut adalah beberapa peninggalan sejarah dari Kerajaan Makassar yang masih berdiri hingga saat ini:


Istana Balla Lompoa

Dikenal sebagai rumah raja Gowa, Balla Lompoa dibangun pada 1936. Sekarang berfungsi sebagai Museum Balla Lompoa, menampilkan artefak kerajaan.


Benteng Somba Opu

Didirikan oleh Sultan Gowa ke-9 pada 1525, benteng ini menjadi pusat perdagangan dan pemerintahan. Saat ini, benteng ini adalah tempat wisata yang menampilkan rumah adat Sulawesi Selatan.


Benteng Rotterdam

Dibangun pada 1545 oleh Raja Gowa X, benteng ini dulunya bernama Benteng Jumpandang. Kini menjadi destinasi wisata sejarah dan museum.


Masjid Tua Katangka

Dibangun selama masa Sultan Alauddin I pada 1603, masjid ini memiliki latar belakang yang kuat dengan Kerajaan Makassar dan sejarah Islam di wilayah tersebut.


Kompleks Kuburan Raja Tallo dan Gowa

Sebuah situs bersejarah dari abad ke 17 hingga 19, tempat peristirahatan terakhir bagi para raja.


Dari situs bersejarah hingga struktur lama, warisan Kerajaan Makassar masih berdiri teguh, mengingatkan kita akan kejayaan dan warisan kerajaannya.

19 Daftar Destinasi Wisata Pilihan di Luwu Utara

19 Daftar Destinasi Wisata Pilihan di Luwu Utara


Luwu Utara, yang dikenal juga sebagai "Bumi Lamaranginang", menawarkan berbagai destinasi wisata menawan yang patut untuk dijelajahi. Dengan kekayaan alam dan budaya yang khas, berikut beberapa tempat wisata di Luwu Utara yang sebaiknya Anda kunjungi:


1. Pegunungan Limbong

Buat Anda yang gemar petualangan alam, Pegunungan Limbong adalah tempat yang tepat. Pegunungan ini menawarkan pemandangan alam pegunungan yang memukau, dilengkapi dengan latar belakang sawah hijau milik penduduk lokal.


Meskipun lokasinya agak terpencil dan jauh dari keramaian, tempat ini menawarkan udara bersih dan pemandangan alam yang asri dan sejuk. Kelelahan Anda akan terbayar saat berada di sini.


Meski terletak jauh dari pusat kota, akses ke Pegunungan Limbong sangat memadai. Anda bisa menggunakan kendaraan pribadi atau transportasi umum, seperti ojek. Pegunungan Limbong terletak di Desa Limbong, Kecamatan Rongkong. Yang menarik, untuk memasuki area ini Anda tidak perlu membayar biaya masuk.


2. Air Terjun Bantimurung Bone-Bone

Tempat ini menawarkan pemandangan air terjun dengan ketinggian sekitar 15 meter. Di bawahnya, ada kolam alami yang cocok untuk berenang atau sekedar berendam. Namun, pastikan Anda berhati-hati saat berenang karena kedalamannya cukup signifikan.


Selain menikmati air terjun, Anda juga bisa menikmati suasana alam sekitarnya yang asri, ditemani pepohonan rimbun yang menambah kesegaran udara di sekitar.


Beberapa fasilitas yang tersedia di sini antara lain gazebo, kamar mandi, mushola, tempat parkir, dan penginapan. Lokasi air terjun ini berada di Desa Bantimurung, Kecamatan Bone-Bone.


3. Air Terjun Sarambu Alla

Tertanam dalam kedalaman hutan Kabupaten Luwu Utara, Air Terjun Sarambu Alla menjadi salah satu permata alam yang menarik. Dikelilingi oleh keanekaragaman flora dan fauna, seperti burung, kupu-kupu, dan capung, pengunjung dapat merasakan kedamaian alam sejati.


Keindahan alam semakin diperkuat dengan pepohonan liar serta batuan besar yang mendukung keeksotisan tempat ini. Air terjun ini disuplai oleh Sungai To'Nangka, menghasilkan aliran air yang jernih dan menyegarkan.


Selama berkunjung, fasilitas seperti gazebo, toilet umum, ruang ganti, dan warung-warung kecil tersedia untuk kenyamanan Anda. Dengan biaya masuk hanya Rp 5.000 - Rp 10.000, Anda dapat menikmati keindahan ini. Lokasinya terletak di Desa Kalotok, Kecamatan Sabbang.


4. Bukit Wakatar

Sebagai destinasi sempurna untuk wisata keluarga, Bukit Wakatar menawarkan pengalaman yang luar biasa. Di sini, 10 unit pondok siap menyambut Anda dan jika ingin berpetualang dengan berkemah, terdapat 70 lokasi dengan fasilitas penerangan. Toilet dan mushola juga tersedia untuk kemudahan Anda.


Lanskap alam dengan pepohonan pinus menambah kesegaran suasana. Lokasinya 70 km dari Masamba, pusat Kabupaten Luwu Utara, berada di Desa Limbong, Kecamatan Rongkong.


5. Pemandian Alam Tamboke

Bersantai di tepi sungai dengan air yang jernih menjadi daya tarik utama Pemandian Alam Tamboke. Selain berenang, Anda bisa bersantai atau berpiknik di tepi sungai, mengabadikan momen indah bersama orang tersayang.


Meskipun gratis, sewa peralatan tambahan mungkin memerlukan biaya tambahan. Dengan mudah diakses, lokasi ini berada di Desa Tamboke, Kecamatan Sukamaju.


6. Taman Lestari Sulikan

Sebagai oase di tengah Kota Masamba, Taman Lestari Sulikan menawarkan ruang hijau untuk relaksasi dan rekreasi. Lokasinya yang strategis di tepi Sungai Masamba menjadikannya populer di sore hari, dilengkapi dengan berbagai fasilitas permainan untuk anak-anak dan area jogging.


Kursi taman yang nyaman disediakan untuk Anda yang ingin bersantai, sementara berbagai kudapan tersedia dengan harga terjangkau di sekitarnya.


7. Pemandian Alam Sulili Baebunta

Cari tempat berwisata bersama keluarga? Sulili Baebunta menawarkan pemandian alam dengan sungai berair jernih yang ramah untuk anak-anak. Selain berenang, Anda bisa mencoba river tubing khusus untuk dewasa. Jika ingin menginap, tersedia Homestay dan area berkemah. Dengan biaya masuk Rp2.000 dan parkir Rp2.000, Anda bisa menikmati keindahan alam di Desa Baebunta, Kecamatan Baebunta.


8. Bukit Tiro'soe

Bukit ini letaknya dekat dengan Pemandian Alam Sulili Baebunta di Desa Baebunta. Disini, Anda bisa menikmati pesona alam dengan kehadiran pohon durian. Saat musim durian, Anda bisa makan durian segar. Tersedia berbagai fasilitas, baik gratis maupun berbayar seperti wahana bermain anak, gazebo, kolam renang, sepeda gantung, dan flying fox. Area makan juga tersedia jika Anda merasa lapar.


9. Agrowisata Buntu Lemo

Wisata ini memperkenalkan Anda pada keindahan hortikultura, terutama tanaman tomat yang dikelola oleh warga setempat. Selain menikmati kebun, Anda juga bisa belajar tentang budidaya tanaman. Meski harus berjalan kaki, keindahan pegunungan yang terhampar akan membalas lelah Anda. Lokasinya di Desa Rinding Allo, Kecamatan Limbong, dengan tiket masuk Rp 5.000.


10. Bukit Batu Kembar

Pendakian di Bukit Batu Kembar menawarkan pengalaman seru dengan pemandangan indah dari dua kecamatan: Bone-Bone dan Sukamaju. Saat malam, lampu dari kedua kecamatan itu bak bintang yang berkelip. Bukit ini dinamai demikian karena adanya dua batu kembar di puncaknya. Ada juga gua bersejarah dengan peti berisi tulang-tulang manusia kuno. Meski medannya cukup menantang, pemandangannya pasti mempesona. Lokasinya di Desa Patoloan, Kecamatan Bone-Bone.


11. Pemandian Air Panas Pincara

Objek wisata populer di Kabupaten Luwu ini menawarkan tiga kolam air panas yang bersumber langsung dari pegunungan di Desa Pincara. Airnya yang jernih menjamin kejernihan yang memanjakan saat berendam. Pemandangan sungai yang bersebelahan menambah kesegaran pikiran. Dengan fasilitas seperti area parkir, kamar mandi, mushola, gazebo, dan penginapan, kunjungan Anda semakin lengkap. Untuk menikmati kesejukan airnya, biaya tiket masuk hanya Rp10.000. Lokasinya terletak di Desa Pincara, Kecamatan Masamba, Kabupaten Luwu Utara.


12. Bendungan Bantimurung

Bendungan ini berfungsi sebagai penyalur air untuk persawahan lokal, namun juga menjadi daya tarik wisata. Dikelilingi pemandangan gunung dan sawah, suasana bendungan menambah ketenangan. Fasilitas-fasilitas seperti area parkir, kamar mandi, mushola, dan penginapan siap memanjakan pengunjung. Berlokasi di Desa Bantimurung, Kecamatan Bone - Bone, Kabupaten Luwu Utara, tak ada biaya masuk untuk menikmati kesegaran air bendungan.


13. Monumen Juang Lesangi

Monumen bersejarah di Luwu Utara ini, juga dikenal sebagai Monumen Masamba Affair, memperingati perjuangan pemuda Masamba melawan militer Belanda pada 29 Oktober 1949. Patung di monumen memamerkan dua senjata khas: badik di tangan kanan dan senjata api di tangan kiri. Sambil menikmati suasana sekitar yang sejuk, Anda bisa memperdalam wawasan sejarah lokal. Lokasinya berada di Desa Bone, Kecamatan Masamba, Kabupaten Luwu Utara.


14. Makam Datok Pattimang

Makam ini adalah simbol penting bagi masyarakat Luwu Utara, menandai peran Datok Pattimang dalam penyebaran Islam ke Kerajaan Luwu pada abad ke-16. Tempat ini kerap dikunjungi, terutama saat hari besar keagamaan. Berada di Desa Pattimang, Kecamatan Malangke, Kabupaten Luwu Utara, makam ini menawarkan refleksi sejarah yang mendalam.


15. Air Terjun Pangorea

Dikenal sebagai permata alam di Kabupaten Luwu Utara, Air Terjun Pangorea menampilkan keindahan alami dengan ketinggian sekitar 40 meter. Air yang mengalir dengan deras menciptakan pemandangan yang memukau. Untuk mencapai lokasi, Anda mungkin harus berjalan kaki atau menggunakan sepeda motor, namun pemandangan memukau air terjun ini pasti layak. Tempat ini berada di bukit Pangrea, tepatnya di Desa Sepakat, Kecamatan Masamba, Kabupaten Luwu Utara.


16. Air Terjun Eksotik Rema

Jika Anda masih bersemangat mengeksplorasi air terjun di Kabupaten Luwu Utara, coba kunjungi Air Terjun Rema. Meskipun tidak memiliki aliran air yang sangat deras dengan tinggi sekitar 20 meter, air terjun ini sempurna bagi Anda yang ingin berenang. Anda bisa bersantai di tepian kolam yang dikelilingi oleh tembok alami. Meski tersembunyi dan memerlukan perjalanan berliku serta menanjak, pemandangan dan kesegaran air terjun pasti akan membalas kelelahan Anda. Lokasinya di Desa Tamboke, Kecamatan Sukamaju, Kabupaten Luwu Utara.


17. Bukit Instagramable Buntu Tabuan

Buntu Tabuan, yang dalam bahasa setempat berarti gunung atau bukit, merupakan surga bagi pencinta fotografi. Di sini, Anda bisa mendapatkan berbagai spot foto yang memesona. Selain itu, bagi Anda yang gemar berkemah, area sekitar Buntu Tabuan menawarkan tempat camping yang ideal. Dari ketinggian 1700 Mdpl, Anda bisa menikmati lanskap pegunungan yang hijau dan mempesona. Lokasi tepatnya berada di Desa Rinding Allo, Kecamatan Limbong, Kabupaten Luwu Utara.


18. Air Terjun Menawan Rante Kasimpo

Desa Rinding Allo tidak hanya memiliki Buntu Tabuan, tapi juga Air Terjun Rante Kasimpo. Dinginnya air dan pemandangan alam yang dikelilingi pepohonan serta bebatuan besar membuat tempat ini tampak seperti lukisan. Dengan berbagai tingkatannya, air terjun ini pasti akan memikat hati Anda. Lokasi ini bisa diakses dengan berjalan kaki, menambah petualangan Anda. Kunjungilah di Desa Rinding Allo, Kecamatan Limbong, Kabupaten Luwu Utara.


19. Petualangan Mendaki Gunung Tolangi Balease

Bagi Anda yang mencari tantangan, Gunung Tolangi Balease menunggu untuk ditaklukkan. Persiapkan diri Anda untuk trekking selama hampir seminggu, melintasi sungai dan hutan lumut, serta jalur tanjakan yang memacu adrenalin. Namun, saat Anda tiba di puncak dan disambut oleh pemandangan pegunungan dengan cahaya fajar, semua kelelahan akan terasa berharga. Segeralah menuju Desa Bantimurung, Kecamatan Bone-Bone, Kabupaten Luwu Utara.

16 Destinasi Menarik di Kabupaten Wajo yang Tak Boleh Terlewat

16 Destinasi Menarik di Kabupaten Wajo yang Tak Boleh Terlewat


Sedang menjelajah Kabupaten Wajo dan bingung hendak ke mana? Jangan khawatir! Wajo, yang terletak di Sulawesi Selatan, menawarkan banyak pilihan wisata yang menarik. Dikenal sebagai "Bumi Lammaddukeng" dan surganya sutera Bugis, Wajo tak hanya menawarkan tekstil berkualitas, tetapi juga sejumlah atraksi wisata yang mempesona.


Yuk, simak rekomendasi 17 destinasi wisata di Wajo yang siap menyenangkan liburan Anda!


Wisata Unggulan di Kabupaten Wajo

1. Danau Tempe

Sebagai salah satu andalan Wajo, Danau Tempe menyajikan panorama alam yang memukau. Pengunjung dapat menyewa perahu untuk menikmati pemandangan danau dari dekat. Terletak di Desa Salotengnga, Kecamatan Sabbangparu, danau ini memiliki luas mencapai 350 km^2 dengan kedalaman maksimal 5 meter. Jika Anda datang dari luar kota, ada penginapan yang siap menampung.


2. Bukit Kalola

Terletak di Desa Sogi, Kecamatan Maniangpajo, Bukit Kalola menjanjikan panorama bukit hijau dan danau mempesona di kaki bukitnya. Dengan tiket masuk hanya Rp.10.000, Anda sudah bisa menikmati keindahannya.


3. Air Terjun Sumpang Puli

Salah satu permata tersembunyi di Wajo, air terjun ini berlokasi di Desa Awo, Kecamatan Keera. Dengan tiket masuk Rp 10.000, nikmatilah keasriannya yang masih alami dan jarang tersentuh.


4. Situs Tosora

Sebagai saksi sejarah kerajaan Wajo, Situs Tosora menyimpan jejak-jejak budaya, termasuk reruntuhan bangunan bersejarah. Namun, beberapa peninggalan telah rusak karena alam atau ulah manusia. Lokasinya di Desa Tosora, Kecamatan Majauleng.


5. Rumah Adat Atakkae

Ingin mengenal budaya Wajo lebih dekat? Kunjungi kawasan rumah adat Atakkae di kelurahan Attakkae, kecamatan Tempe. Berdiri sejak 1990-an, kawasan ini memiliki beragam rumah adat, termasuk Rumah Adat Saoraja Tenri Bali dengan 1001 tiang yang setiap tiangnya memiliki berat 2 ton. Tempat ini juga menjadi favorit bagi para fotografer.


6. Museum Saoraja Mallangga

Berdasarkan informasi dari digitaldesa.id, Museum Saoraja Mallangga didirikan pada tahun 1990 dengan persetujuan dari ahli waris dan pemilik gedung tersebut. Sebelumnya, museum ini lebih populer dengan nama Museum Sengkang, yang diresmikan pada 1933.


Saoraja Mallangga berarti "istana bertingkat". Dahulu, gedung ini menjadi kediaman raja dan pusat pemerintahan Wajo.


Di dalamnya, pengunjung akan menemukan berbagai koleksi dari era Kerajaan Wajo, seperti naskah kuno, etnografi, keramik, foto, historika, serta benda-benda pusaka dari Raja Mallangga. Untuk pencinta sejarah, museum ini wajib dikunjungi. Jam kunjung adalah Senin-Jumat, dan tutup saat akhir pekan.


7. Perkampungan Sutera Pakkana

Wajo dikenal sebagai pusat penghasil sutera dengan banyak pengrajin di daerah tersebut, salah satunya adalah di Perkampungan Sutera Pakkana. Disini, pengunjung dapat menyaksikan proses budidaya merubei dan ulat sutera, serta pembuatan benang dari kepompong. Terletak di Desa Pakkana, pengunjung juga dapat membeli kain sutera dengan berbagai rentang harga.


8. Masjid Darussalam Belawa

Masjid Darussalam Belawa merupakan salah satu ikon Wajo dengan arsitektur yang megah meskipun didirikan pada 1947. Masjid ini terus terawat dengan baik dan selalu ramai dikunjungi. Bagi yang ingin menambah wawasan sekaligus beribadah, masjid ini adalah tempat yang tepat. Terletak di Jalan Masjid Menge Belawa.


9. Kolam Renang Kalola

Kolam Renang Kalola, yang terletak di Desa Kalola tengah hutan, menjadi favorit masyarakat setempat. Lokasinya 35 km dari Kota Sengkang. Dengan suasana yang alami, tempat ini sangat cocok untuk keluarga. Tarif masuknya bervariasi antara hari biasa dan akhir pekan.


10. Gelora Permata Hijau Waetuwo

Terletak di Waetuwo, Gelora Permata Hijau Waetuwo adalah destinasi rekreasi baru yang menawarkan berbagai fasilitas seperti area makan, wifi, tempat parkir, dan aktivitas luar ruangan. Harga tiketnya disesuaikan untuk dewasa dan anak-anak.


11. Allangkanangnge

Allangkanangnge di Latanete, Wajo, merupakan pusat Kerajaan Bugis kuno dari abad 13-17 M. Situs ini kaya dengan temuan arkeologi, termasuk fragmen gerabah dan keramik. Menurut sejarah, tempat ini pernah menjadi istana We Cudai dan pusat Kerajaan Cina sebelum namanya berubah menjadi Pammana. Tempat ini sangat menarik bagi para peneliti dan pecinta arkeologi.


12. Makam Puang Massora

Berdiri selama ratusan tahun, Makam Puang Massora tetap ramai dikunjungi. Legenda setempat mengatakan makam tersebut menaungi seorang raja, yang oleh masyarakat disebut Puang Massora, sang raja dari Tosora. Tempat ini dianggap keramat oleh masyarakat lokal. Terletak di Sogi, Kecamatan Maniang Pajo, Kabupaten Wajo, tempat ini ideal bagi Anda yang suka berpetualang di tempat bersejarah.


13. Situs Geddonge

Situs ini menjadi saksi bisu berbagai peninggalan purbakala. Didirikan pada era kepemimpinan Arung Matoa La Salewangeng di tahun 1818, situs ini menyimpan beragam benda antik. Untuk para penikmat sejarah, Situs Geddonge di Tellulimpoe, Kecamatan Majauleng, Kabupaten Wajo pasti menarik untuk dikunjungi.


14. Masjid Agung Ummul Qura

Masjid yang berlokasi tepat di sisi Lapangan Merdeka Sengkang ini selalu ramai dikunjungi, tak hanya saat bulan Ramadan. Terletak di Jalan Mesjid Raya, Sengkang, masjid ini menawarkan suasana religi yang mendalam dan bisa menjadi alternatif selain Masjid Darussalam Belawa.


15. Makam Pahlawan Nasional La Maddukulleng

Terletak di Siengkang, Kecamatan Tempe, Kabupaten Wajo, makam ini menjadi peristirahatan terakhir bagi salah satu Pahlawan Nasional Sulawesi Selatan, yaitu La Maddukkelleng. Kunjungan ke sini bisa menjadi bentuk penghormatan pada pahlawan yang telah berjuang untuk Indonesia.


16. Budidaya Murbei dan Ulat Sutera Wajo

Saat berada di "Kota Sutera", rasanya kurang lengkap tanpa menyaksikan proses budidaya ulat sutera. Anda dapat mengamati dari awal pemeliharaan ulat sutera hingga proses penenunan kain sutera. Selain itu, Anda juga bisa mengunjungi budidaya tanaman favorit ulat sutera, yaitu murbei, yang berada di Desa Pakkanna, Kecamatan Tanasitolo.


Demikianlah rekomendasi beberapa destinasi di Wajo yang bisa Anda jelajahi. Semoga informasi ini bermanfaat!