
Baru-baru ini, sektor properti menunjukkan gejala pemulihan. Menurut Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR), sektor properti cenderung tahan terhadap resesi global. Ini disebabkan oleh meningkatnya minat terhadap perumahan meskipun di tengah-tengah pandemi. Sejumlah saham properti juga menunjukkan tren positif. Lantas, siapakah aktor utama dalam industri properti di Indonesia berdasarkan nilai aset?
1. Keluarga Widjaja
Eka Tjipta Widjaja dikenal sebagai
pemilik Sinar Mas Land. Grup Sinarmas memiliki keterlibatan di beragam sektor,
antara lain kertas, agribisnis, makanan, layanan keuangan, telekomunikasi,
energi, infrastruktur, pengembangan, dan real estat.
Berdasarkan data dari Forbes,
Keluarga Widjaja berada di urutan ketiga dalam daftar orang terkaya di
Indonesia tahun 2022 dengan kekayaan sekitar US$ 10,8 miliar atau kira-kira Rp
167,4 triliun (dengan kurs 2022 Rp 15.500).
Meskipun Eka Tjipta Widjaja telah
tiada pada Januari 2019, warisannya tetap hidup dan dikelola oleh anak-anaknya.
Sebagai seorang pendatang dari Tiongkok, Eka Tjipta Widjaja memulai bisnisnya
dengan berjualan biskuit semasa mudanya. Saat ini, Sinarmas memiliki
kepentingan di berbagai industri penting di Indonesia.
Grup Sinar Mas memiliki lini bisnis
properti melalui PT Duta Pertiwi Tbk atau yang lebih populer sebagai Sinarmas
Land. Salah satu proyek besar mereka adalah pengembangan kawasan Bumi Serpong
Damai (BSD) di Tangerang Selatan. Tak hanya di BSD, mereka juga memiliki proyek
di berbagai daerah lain.
2. Mochtar Riady
Mochtar Riady dikenal sebagai pendiri
Lippo Karawaci, Tbk. (Lippo Group). Grup ini memiliki beragam usaha yang
terintegrasi, termasuk hunian, kota mandiri, apartemen, hotel, rumah sakit,
pusat perbelanjaan, hingga kawasan industri.
Dua raksasa properti di bawah Grup
Lippo adalah PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) dan PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK).
Kedua entitas ini berkembang dari daerah Cikarang dan Karawaci. Salah satu
proyek terbesar Grup Lippo saat ini adalah Meikarta di Bekasi.
Dari latar belakang sederhana di Jawa
Timur, Mochtar Riady memulai dengan membuka toko sepeda. Namun, dia berhasil
membangun kerajaan bisnis yang meliputi real estat, ritel, kesehatan, media,
hingga pendidikan.
Berkat keberhasilan bisnisnya,
Mochtar Riady bersama keluarganya menduduki peringkat ke-29 dalam daftar 50
orang paling kaya di Indonesia menurut versi Forbes 2022. Total kekayaan mereka
diperkirakan mencapai US$ 1,45 miliar atau setara dengan Rp 22,5 triliun.
3. Dr. Ciputra
Dikenal sebagai otak di balik PT
Ciputra Development, Dr. Ciputra, yang memiliki nama asli Tjie Tjin Hoan,
adalah seorang pria kelahiran Parigi yang memulai perjalanan bisnis propertinya
dari dasar. Ia menuntut ilmu di Jurusan Arsitek ITB, Bandung dan setelah lulus,
berkecimpung dalam bisnis properti dengan proyek pertamanya di Pusat
Perbelanjaan Senen, Jakarta Pusat. Pada 1961, ia berinisiatif untuk
merevitalisasi Pasar Senen yang kala itu kurang terawat menjadi sebuah pusat
perbelanjaan modern.
Ciputra membangun beberapa perusahaan
properti besar seperti PT Pembangunan Jaya Tbk, Metropolitan Group, dan Ciputra
Group dengan proyek-proyek yang menyebar di berbagai kota besar di Indonesia.
Setelah meninggal di Singapura pada
27 November 2019, kepemimpinan bisnis Ciputra kini dilanjutkan oleh
anak-anaknya. Pada 2022, keluarga Ciputra berada pada peringkat ke-33 daftar
orang terkaya di Indonesia dengan total kekayaan sekitar US$ 1,25 miliar atau
Rp19,4 triliun.
4. Alexander Tedja
Berasal dari Surabaya, Alexander
Tedja dikenal sebagai magnat properti dengan fokus pada pengembangan pusat
perbelanjaan melalui Pakuwon Group. Ia sering disebut sebagai "Raja
Mal" di Indonesia. Grup Pakuwon membangun beberapa pusat perbelanjaan
besar seperti Mal Pakuwon dan Tunjangan Plaza di Surabaya. Menurut data dari
Forbes, kekayaan Alexander diperkirakan sebesar 1,2 miliar dolar AS atau Rp
17,5 triliun. Ia juga masuk dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia pada
2022, menduduki peringkat ke-47 dengan kekayaan US$955 juta atau Rp 14,8
triliun.
5. Trihatma Kusuma Haliman
Sebagai pemilik Agung Podomoro Land,
Trihatma dikenal sebagai salah satu pengembang properti terbesar di Indonesia.
Ia meneruskan warisan bisnis Anton Haliman. Sejak bergabung pada tahun 1973,
Agung Podomoro Land mengalami perkembangan signifikan di bawah kepemimpinan
Trihatma, mulai dari pengembangan hotel, apartemen, hingga resor mewah.
Harta kekayaannya mencapai Rp6,98
triliun. Pernah suatu ketika, ia mengakuisisi apartemen di Le Nouvel Ardmore,
Singapura dengan nilai transaksi sekitar Rp207 miliar.
6. Osbert Lyman
Osbert Lyman dikenal sebagai kepala
Lyman Group yang berfokus pada bisnis properti, kelapa sawit, dan industri
kayu. Di ibu kota, Jakarta, grup ini memiliki kepemilikan atas Wisma 46 (sering
disebut sebagai gedung Fountain Pen) dan hotel berkelas Shangri-La.
Pada tahun 2021, menurut majalah
Forbes, Lyman berada di posisi ke-49 orang terkaya di Indonesia dengan total
kekayaan US$800 juta. Namun, pada 2022 ia tidak lagi tercantum dalam 50 orang
terkaya Indonesia menurut Forbes.
7. Soetjipto Nagaria
Sebagai pendiri dan pengembang dari
Summarecon Agung Group, Soetjipto Nagaria adalah tokoh kunci di balik salah
satu perusahaan properti terbesar di Indonesia. Saat ini, ia memegang posisi
Chairman di Summarecon Agung. Berdasarkan data dari Forbes, Soetjipto Nagaria
pernah masuk dalam daftar orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan
diperkirakan sebesar US$400 juta atau sekitar Rp6 triliun. Namun, pada tahun
2022 ia tidak terdaftar dalam daftar orang terkaya menurut Forbes.
8. Haryanto Tirtohadiguno
Haryanto Tirtohadiguno adalah sosok
di balik pendirian pengembang properti PT Alam Sutera Realty Tbk, yang awalnya
didirikan pada 1993 dengan nama PT Adhihutama Manunggal.
Perusahaan ini berdedikasi pada pengembangan
dan manajemen hunian, area bisnis, serta area rekreasi. Pada tahun 1994,
Haryanto mencatat prestasi dengan penjualan 1.100 unit perumahan dalam hanya 2
minggu. Selain itu, Alam Sutera Realty juga memiliki proyek di Serpong seluas
800 hektar dan Suvarna Sutra di Kabupaten Tangerang dengan luas 2.600 hektar.
Walau PT Alam Sutera Realty Tbk
awalnya adalah perusahaan keluarga, sempat terjadi perubahan kepemilikan yang
mengganti namanya menjadi PT Alfa Goldland Realty. Namun, Haryanto kembali
membeli saham dan mengembalikan nama perusahaan seperti semula.