7 Strategi Trading Berdasarkan Volume: Mengenali Pergerakan Uang Besar

Avatar photo

D. Mendra

Volume itu seperti “detak jantung” pasar. Kalau kamu bisa membaca pergerakan volume dengan tepat, kamu bisa tahu kapan para pemain besar – alias ‘big money’ – mulai masuk atau keluar dari pasar.

Banyak trader fokus pada price action dan indikator teknikal, tapi volume sering kali jadi kunci tersembunyi yang mengungkap niat tersembunyi pelaku pasar besar. Dengan strategi berbasis volume, kamu bisa ikut arus uang besar, bukan melawannya.

Di artikel ini, kita akan bahas 7 strategi trading berdasarkan volume yang populer dan efektif, mulai dari volume spike, divergence, hingga akumulasi/distribusi ala bandar. Yuk, simak sampai habis!

Kenapa Volume Itu Penting?

Volume menunjukkan jumlah transaksi atau lot yang terjadi dalam suatu periode. Artinya, volume bisa menggambarkan:

  • Kekuatan pergerakan harga
  • Aktivitas pelaku pasar besar
  • Validasi breakout atau breakdown
  • Momen akumulasi atau distribusi diam-diam

Intinya: Harga bisa bohong, tapi volume jarang bohong.

Strategi Trading Berdasarkan Volume yang Harus Kamu Coba

1. Volume Spike = Sinyal Ledakan Pergerakan

Volume Spike = Sinyal Ledakan Pergerakan

Volume spike adalah lonjakan volume tiba-tiba yang jauh lebih besar dari rata-rata. Ini biasanya jadi indikasi awal aksi pemain besar – bisa akumulasi, distribusi, atau permulaan breakout.

Cara penggunaan:

  • Perhatikan candle breakout yang disertai volume tinggi → valid
  • Candle doji dengan volume spike → sinyal potensi reversal
  • Volume naik tapi harga stagnan → waspadai distribusi

Tips: Padukan dengan moving average volume untuk mendeteksi spike yang tidak biasa.

2. Volume Divergence: Ketika Harga dan Volume Tidak Sepakat

Divergence bukan cuma buat RSI atau MACD. Volume divergence juga powerful.

Contoh skenario:

  • Harga naik terus, tapi volume makin mengecil → sinyal tren lemah, potensi reversal turun
  • Harga turun tapi volume menurun → kemungkinan koreksi, bukan tren turun kuat
Baca Juga:  5 Ide Bisnis di Bidang Kesehatan yang Terus Dibutuhkan

Gunakan untuk:

  • Entry menjelang pembalikan arah
  • Konfirmasi sinyal lemah dari indikator lain

Cocok untuk: Swing trader dan scalper

3. Volume + Support/Resistance: Validasi Level Kritis

Level support dan resistance yang “bermakna” biasanya didampingi volume besar.

Cara kerja:

  • Harga menembus resistance disertai volume tinggi → valid breakout
  • Harga menyentuh support + volume tinggi → kemungkinan buyer besar mulai masuk
  • Volume tipis saat breakout → potensi false breakout

Tips: Jangan hanya andalkan garis teknikal. Lihat apakah volume mendukungnya.

4. VWAP (Volume Weighted Average Price): Harga Ideal Institusi

VWAP adalah harga rata-rata berdasarkan volume, sering dipakai oleh institusi atau investor besar untuk menentukan “harga wajar” beli/jual.

Cara pakai VWAP:

  • Harga di atas VWAP → tren bullish, buy on pullback
  • Harga di bawah VWAP → tren bearish, sell on rally
  • Reversal terjadi saat harga break VWAP dengan volume tinggi

Keunggulan:

  • Sangat efektif di intraday trading
  • Menjadi patokan masuk/keluar oleh pemain besar

5. Akumulasi dan Distribusi: Lacak Jejak Bandar

Akumulasi dan Distribusi: Lacak Jejak Bandar

Bandar atau institusi besar tidak bisa langsung beli jutaan lot sekaligus – mereka akumulasi perlahan. Begitu juga saat menjual.

Ciri-ciri akumulasi:

  • Harga sideway tapi volume konsisten tinggi
  • Candle hijau kecil + volume besar → akumulasi diam-diam
  • OBV (On-Balance Volume) naik walau harga datar

Ciri-ciri distribusi:

  • Harga naik tapi volume stagnan atau turun
  • Candle merah besar tiba-tiba dengan volume tinggi → distribusi agresif
  • OBV mulai turun walau harga flat

Tips: Lacak pola ini di timeframe 1H–4H atau daily untuk hasil optimal.

6. Volume + Candlestick Pattern: Kombinasi Mematikan

Candlestick bisa lebih kuat kalau dikombinasikan dengan volume.

Contoh:

  • Bullish engulfing + volume besar → sinyal reversal valid
  • Shooting star + volume tinggi → konfirmasi penolakan harga
  • Inside bar + volume spike → potensi breakout imminent
Baca Juga:  Desa Potato Head Bali, Taman Rekereasi Air & Sarana Edukasi Favorit

Gunakan untuk:

  • Entry posisi berdasarkan pola candle favorit
  • Konfirmasi kekuatan sinyal teknikal

7. Rasio Volume Naik vs Turun (Up/Down Volume Ratio)

Bandingkan volume saat harga naik dan volume saat harga turun. Rasio ini menggambarkan siapa yang dominan di pasar – buyer atau seller.

Contoh interpretasi:

  • Up volume > down volume secara konsisten → tekanan beli dominan
  • Down volume melonjak → tekanan jual mulai masuk, waspadai reversal

Cocok digunakan di: Saham, indeks, atau crypto dengan volume tinggi

Tools dan Indikator Volume yang Bisa Digunakan

  • Volume bar bawaan chart (standard di semua platform)
  • VWAP – tersedia di TradingView, Thinkorswim
  • OBV (On Balance Volume)
  • Accumulation/Distribution Line (A/D Line)
  • Volume Moving Average – bantu deteksi spike yang abnormal

Platform rekomendasi: TradingView, MetaTrader 5, Thinkorswim, NinjaTrader

Waktu Terbaik Gunakan Strategi Volume

  • Saham: Jam pembukaan dan penutupan bursa (pukul 09.00–10.30 & 14.30–15.30)
  • Forex: Sesi London dan New York
  • Crypto: Saat rilis news besar, atau sesi overlap waktu tinggi (minggu malam & Senin pagi WIB)

Tips umum: Volume tinggi = validasi, volume rendah = hati-hati

Volume bukan cuma angka, tapi jejak nyata dari pergerakan uang besar di pasar. Kalau kamu bisa membaca dan memahami strategi volume, kamu bisa tahu siapa yang sedang mendominasi pasar – dan ikut ambil bagian di sisi yang benar.

Ingat:

  • Harga bisa tipu, volume sulit berbohong
  • Gunakan volume untuk konfirmasi sinyal
  • Jangan hanya terpaku indikator; pahami cerita di baliknya

Dengan menerapkan strategi volume yang tepat, kamu bisa naik perahu yang sama dengan institusi besar – bukan melawan arus.

Share

Rekomendasi