Segmentasi Email: Cara Meningkatkan Conversion Rate Hingga 760%

Avatar photo

D. Mendra

Segmentasi Email: Cara Meningkatkan Conversion Rate Hingga 760%

Tahukah kamu bahwa email marketing dengan segmentasi yang tepat bisa meningkatkan conversion rate hingga 760%?

Yes, kamu nggak salah baca!

Kunci dari email marketing yang sukses bukan cuma ngirim email sebanyak-banyaknya, tapi ngirim email yang relevan ke orang yang tepat, di waktu yang tepat. Inilah alasan kenapa segmentasi email jadi strategi yang makin wajib diterapkan.

Dalam artikel ini, kita akan bahas dengan gaya santai tapi tetap berbobot:

Apa itu segmentasi email, kenapa penting, dan bagaimana menerapkan advanced segmentation berbasis perilaku, demografi, hingga tahapan customer journey. Siap? Yuk mulai!

Apa Itu Segmentasi Email?

Segmentasi email adalah proses membagi daftar email kamu ke dalam grup yang lebih kecil berdasarkan kriteria tertentu – seperti lokasi, usia, jenis kelamin, kebiasaan belanja, minat, hingga interaksi terakhir mereka dengan brand kamu.

Tujuannya?

Supaya kamu bisa mengirim email yang lebih personal, relevan, dan berdampak. Hasilnya? Open rate dan conversion rate meningkat drastis.

One-size-fits-all” sudah nggak berlaku lagi di era digital. Pelanggan berbeda = pendekatan harus berbeda.

Kenapa Segmentasi Bisa Meningkatkan Conversion Rate Sampai 760%?

Menurut laporan Campaign Monitor, email yang disegmentasi:

  • Memiliki open rate 14,31% lebih tinggi
  • Klik 100,95% lebih banyak
  • Dan yang paling menarik, conversion rate bisa naik hingga 760%

Kenapa bisa begitu?

  • Karena pelanggan merasa kamu “ngerti mereka”
  • Email kamu tidak terasa seperti spam
  • Mereka hanya menerima konten atau promo yang relevan
  • Trust meningkat → aksi pembelian lebih besar

Jenis Segmentasi Email yang Paling Efektif

1. Segmentasi Berdasarkan Perilaku

Ini termasuk apa yang mereka lakukan saat berinteraksi dengan brand kamu. Contoh:

  • Membuka email promosi vs tidak membuka sama sekali
  • Klik produk A tapi belum beli
  • Pernah beli lebih dari 3x dalam 6 bulan
Baca Juga:  Perbandingan Platform Email Marketing: Mana yang Terbaik untuk Bisnis Anda?

Contoh penerapan:

“Hi Budi, produk yang kamu lirik minggu lalu sekarang lagi diskon 20%! Jangan sampai kehabisan ya!”

2. Segmentasi Berdasarkan Demografi

Kamu bisa segmentasi berdasarkan:

  • Usia
  • Jenis kelamin
  • Lokasi geografis
  • Bahasa
  • Pekerjaan

Contoh penerapan:

Email promo skincare pria dikirim ke segmen laki-laki usia 20–35 tahun.

3. Segmentasi Berdasarkan Customer Journey

Customer journey dibagi ke dalam beberapa tahap:

  1. Awareness
  2. Interest
  3. Consideration
  4. Purchase
  5. Retention

Contoh penerapan:

  • Untuk prospek baru: Kirim e-book atau artikel edukasi
  • Untuk pelanggan lama: Kirim promo eksklusif, loyalty program

4. Segmentasi Berdasarkan Riwayat Pembelian

Kamu bisa kelompokkan pelanggan berdasarkan:

  • Produk yang dibeli
  • Nilai pembelian terakhir
  • Frekuensi pembelian

Contoh penerapan:

Pelanggan yang pernah beli sepatu dikirimi katalog tas & aksesori yang matching.

5. Segmentasi Berdasarkan Waktu & Frekuensi

Contoh penerapan:

“Lama nggak kelihatan, Mba Rina! Yuk, intip produk baru yang lagi viral sekarang!”

Tools yang Mendukung Segmentasi Canggih

Untuk menerapkan segmentasi secara optimal, kamu bisa gunakan platform email marketing seperti:

  • ActiveCampaign → Segmentasi + automation berbasis behavior
  • Mailchimp → Segmentasi dasar (location, open, click)
  • ConvertKit → Tagging subscriber berbasis tindakan
  • Klaviyo → Sangat cocok untuk e-commerce
  • Brevo / Sendinblue → Segmentasi + personalisasi yang cukup fleksibel

Tips Praktis Menerapkan Segmentasi Email

  1. Mulai dengan data yang kamu punya – Nggak perlu nunggu data lengkap, mulailah dari open rate, click rate, lokasi, atau preferensi produk.
  2. Gunakan tag dan list dengan benar – Pisahkan berdasarkan aksi: klik, beli, download, dll.
  3. Selalu test dan evaluasi – Coba A/B testing di setiap segmen. Lihat mana subject line atau CTA yang paling efektif.
  4. Jangan terlalu banyak segmen tanpa strategi – Bikin segmentasi yang benar-benar berdampak dan actionable.
  5. Update segmentasi secara berkala – Perilaku pelanggan bisa berubah. Pastikan segmentasi kamu selalu up-to-date.
Baca Juga:  Social Media untuk Bisnis B2B: Strategi Jitu di LinkedIn & Twitter

Contoh Nyata: Segmentasi yang Meningkatkan Penjualan

Sebuah toko online fashion membagi email list mereka jadi:

  • Pelanggan baru (belum pernah belanja)
  • Pelanggan aktif (belanja 1–2 kali dalam 3 bulan)
  • Pelanggan loyal (belanja rutin setiap bulan)

Lalu mereka kirim email berbeda:

  • Untuk pelanggan baru: diskon welcome 10%
  • Untuk pelanggan aktif: diskon produk favorit + rekomendasi
  • Untuk pelanggan loyal: voucher eksklusif + program referral

Hasilnya?

Conversion rate naik 3x lipat dan repeat order meningkat 60% dalam 2 bulan.

Segmentasi bukan hanya soal teknis, tapi soal memahami pelanggan lebih dalam.

Dengan konten dan penawaran yang sesuai kebutuhan masing-masing segmen, kamu bukan cuma meningkatkan penjualan, tapi juga membangun hubungan jangka panjang.

Jadi, daripada mengirim 1 email ke 10.000 orang, lebih baik kirim 10 email ke 1.000 orang yang tepat.

Share

Rekomendasi