Kalau kamu sudah mulai investasi dan ingin upgrade dari reksadana pasar uang tapi belum siap masuk ke saham yang fluktuatif, maka reksadana pendapatan tetap bisa jadi solusi pas.
Tapi ingat, tidak semua reksadana pendapatan tetap (RDT) diciptakan sama.
Ada yang memberikan hasil stabil, ada juga yang bisa bikin jantung deg-degan kalau salah pilih.
Jadi, bagaimana cara memilih reksadana pendapatan tetap yang aman tapi tetap cuan?
Dalam artikel ini, kita akan bahas tuntas:
- Apa itu reksadana pendapatan tetap
- Bedanya dengan pasar uang dan saham
- Faktor penting dalam memilih RDT
- Tips biar kamu tetap untung tapi minim risiko
- Rekomendasi produk untuk pemula
Yuk, kita bongkar bareng-bareng!
Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap?
Reksadana pendapatan tetap adalah jenis reksadana yang sebagian besar (minimal 80%) dananya dialokasikan ke obligasi (surat utang), baik milik pemerintah maupun swasta (korporasi).
Tujuan utamanya?
Memberikan pendapatan stabil secara berkala, biasanya lewat pertumbuhan nilai unit dari kupon obligasi yang diterima.
Bedanya dengan Reksadana Lain
Jenis Reksadana | Instrumen Utama | Risiko | Return Rata-rata |
---|---|---|---|
Pasar Uang | Deposito, surat utang jangka pendek | Rendah | 4–6% |
Pendapatan Tetap | Obligasi jangka menengah–panjang | Sedang | 6–8% |
Campuran | Saham + obligasi + pasar uang | Sedang–Tinggi | 8–10% |
Saham | Saham perusahaan publik | Tinggi | 10–15%+ |
Jadi, RDT cocok buat kamu yang:
- Ingin hasil lebih tinggi dari pasar uang
- Masih belum nyaman ke saham
- Butuh investasi jangka menengah (1–3 tahun)
Tips Memilih Reksadana Pendapatan Tetap yang Aman & Menguntungkan
1. Cek Durasi Obligasi (Duration)
Durasi menunjukkan sensitivitas harga obligasi terhadap suku bunga.
- Durasi pendek → risiko lebih rendah saat suku bunga naik
- Durasi panjang → potensi return lebih besar, tapi sensitif terhadap inflasi
Tips: Pilih durasi pendek–menengah (1–3 tahun) kalau kamu cari stabilitas.
2. Perhatikan Peringkat Kredit (Credit Rating)
Cek kualitas obligasi yang dibeli reksadana:
- AAA/AA = sangat aman
- A–BBB = cukup aman
- BB ke bawah = berisiko tinggi
Tips: Pilih RDT yang mayoritas asetnya punya rating minimal A, terutama untuk investor pemula.
3. Lihat Track Record Return Historis
Return masa lalu tidak menjamin masa depan, tapi tetap jadi indikator.
- Cek return 1 tahun, 3 tahun, dan sejak peluncuran
- Perhatikan konsistensi, bukan sekadar angka tertinggi
Tips: Return 6–8% per tahun secara stabil sudah sangat baik untuk RDT.
4. Periksa Biaya Manajemen (Expense Ratio)
Ini adalah fee tahunan yang dibebankan oleh manajer investasi (MI).
- Rata-rata sekitar 1–2% per tahun
- Semakin kecil fee → semakin besar hasil yang masuk ke kantongmu
Tips: Bandingkan 2–3 produk sejenis dan pilih yang fee-nya rendah tapi performanya stabil.
5. Pilih Manajer Investasi yang Kredibel
Pilih MI yang punya nama besar dan pengalaman panjang di industri, seperti:
- Mandiri Investasi
- Schroders Indonesia
- Sucor Asset Management
- Bahana TCW
- BNI Asset Management
Tips: Cek juga dana kelolaan (AUM). Semakin besar, artinya banyak investor percaya.
6. Sesuaikan dengan Tujuan Investasi
- Tujuan < 1 tahun? RDT kurang cocok (mending pasar uang)
- Tujuan 1–3 tahun? RDT sangat ideal
- Tujuan 5 tahun+? RDT bisa dipadukan dengan reksadana saham
Rekomendasi Reksadana Pendapatan Tetap untuk Pemula
Produk | Return 1 Tahun | Durasi | Rating | Platform |
---|---|---|---|---|
Sucorinvest Stable Fund | ±7,6% | Pendek | AA+ | Bibit, Ajaib |
Mandiri Investa Obligasi | ±6,9% | Menengah | AAA | Bareksa, IPOT |
Schroder Dana Mantap Plus II | ±6,7% | Menengah | A | Bibit, IPOT |
BNI-AM Dana Pendapatan Tetap | ±6,2% | Menengah | AA | IPOT, Ajaib |
Data bisa berubah, jadi pastikan cek update terbaru di aplikasi.
Cara Mulai Investasi Reksadana Pendapatan Tetap
- Pilih aplikasi investasi seperti Bibit, Bareksa, Ajaib, Pluang, atau IPOT
- Registrasi dan verifikasi KYC
- Pilih kategori: reksadana pendapatan tetap
- Bandingkan produk berdasarkan tips di atas
- Investasikan dana mulai dari Rp10.000
- Pantau performa setiap bulan (nggak perlu tiap hari!)
Risiko yang Tetap Harus Diwaspadai
Meskipun lebih aman dari saham, RDT tetap punya risiko:
- Risiko suku bunga: Kalau BI Rate naik, harga obligasi bisa turun → NAB turun
- Risiko default: Emiten gagal bayar utang (kalau kredit rating rendah)
- Risiko likuiditas: Kalau kamu butuh dana cepat, proses pencairan bisa 2–5 hari
Solusi: Diversifikasi portofolio, dan jangan taruh semua dana hanya di RDT.
Reksadana pendapatan tetap bisa jadi pilihan yang aman tapi tetap cuan jika kamu tahu cara memilihnya. Fokus pada kualitas aset, reputasi manajer investasi, dan track record return-nya.
Jadi, jangan cuma lihat angka return tinggi, tapi perhatikan juga durasi dan risiko tersembunyi di baliknya.
Kalau kamu pengin investasi yang stabil buat jangka menengah, RDT adalah langkah naik kelas dari pasar uang – tanpa langsung loncat ke saham yang penuh gejolak.